Rabu, 29 Agustus 2012


SISWA TELADAN,
SEPERTI APA YA…..?

S
eorang siswa bisa menjadi teladan tidak hanya dilihat dari kepintarannya saja, tetapi dilihat juga dari berbagai aspek, antara lain kreatifitas (creative), atensi (attentive), keaktifan dan cara berbicara (talk activity), kedisiplinan (dicipline), kepatuhan (obidient), dan sifat-sifat baik lainnya (good). Keenam sifat utama tersebut jika disingkat menjadi CAT – DOG, sama dengan judul sebuah film kartun buatan Nikelodeon yang mengisahkan kucing (cat) dan anjing (dog) dalam satu tubuh, dengan arah kepala berlawanan. Dapat dibayangkan bagaimana kedua binatang yang kita ketahui selalu bertengkar/ tidak akur namun dalam film ini dapat bersatu dalam satu tubuh dan tidak terpisah satu sama lainnya.
1.    CREATIVE, seorang siswa harus memiliki kreatifitas yang tinggi jika ingin maju,  jangan hanya ingin disuapi oleh guru saja dalam belajar. Siswa bisa menambah ilmu dengan cara-cara kreatif, misalnya, dalam Bahasa Inggris siswa bisa membuat sendiri kamus mungil dengan kosakata yang sudah atau baru saja dipelajari, dalam Fisika dan matematika dengan membuat kumpulan kartu rumus (formula card) atau kartu pengingat cepat (flash-card), kumpulan istilah-istilah pada ilmu pengetahuan sosial dan mata pelajaran lain dalam sebuah buku saku mungil yang bisa dibawa kemana-mana. Dengan demikian di mana saja bisa di baca-baca (daripada main game di HP atau sms-an g jelas hayo??). Belajar kreatif dapat juga dilakukan dengan mengikuti bimbingan belajar tambahan secara gratis dari TV melalui program TV-edukasi (TV-E), terutama pelajaran yang di-Uji Nasional-kan. Banyak sekali materi-materi yang disampaikan pada program TV tersebut, kalau rajin mengikutinya maka wawasan akan bertambah, tidak hanya dari guru saja. (Terutama untuk siswa kelas 9 agar terbantu kesiapan menghadapi ujian sejak dini…).
2.    ATTENTIVE atau perhatian, siswa yang sekolah (bukan dolan) harus menyiapkan diri untuk belajar dengan memusatkan perhatian, baik terhadap pelajaran maupun kepada guru. Dengan perhatian yang terpusat ketika guru sedang mengajar, ketika kegiatan pembelajaran berlangsung, maka pikiran pun sepenuhnya akan terfokus. Biasanya jika memperhatikan guru maka materi pelajaran akan terserap oleh otak, sehingga ingatan lebih tahan lama terhadap pelajaran (long life learning). Bandingkan jika tidak memperhatikan guru, ketika ditanya oleh guru atau ketika ulangan, pikiran akan blank karena otak tidak bekerja dengan baik sehingga pengelolaan pikiran sangat kurang dan akibatnya otak lemah dalam memahami pelajaran (lola – loading lambat).
3.    TALKACTIVE atau aktif berbicara. Siswa belum bisa dikatakan pintar kalau tidak terbiasa aktif berbicara. Aktif disini bukan asal berbicara sehingga justru mengganggu pelajaran, tetapi ketika ada materi yang kurang dimengerti biasakan berani mengajukan pertanyaan dan sebaliknya jika guru mengajukan pertanyaan maka harus sigap menjawab pertanyaan (rexona-siap setiap saat). Jadi di dalam kelas ada interaksi antara guru dan siswa, sehingga suasana kelas menjadi hidup dan menggairahkan.
4.    DICIPLINE. Kesuksesan seseorang tergantung kepada kedisiplinannya. Begitu pula siswa, jika ingin sukses biasakan berdisiplin, terutama dalam waktu. Sebagai siswa yang penuh disiplin harus datang in time dan pulang on time. In time artinya harus datang sebelum pelajaran dimulai, atau sebelum pukul 7.00, sedangkan kalau pulang harus on time atau tepat waktu, yaitu menunggu bel tanda pulang berbunyi.
5.    OBEDIENT atau kepatuhan, siswa yang sekolah harus selalu mematuhi semua peraturan yang berlaku , baik peraturan yang ada di sekolah maupun peraturan-peraturan lainnya. Contoh peraturan di sekolah adalah siswa harus berpakaian seragam yang dilengkapi atribut sekolah dengan tatacara pemakaian yang telah ditentukan, untuk perempuan memakai rok yang panjangnya beberapa senti di bawah lutut. Rambut tidak boleh diwarnai atau dipotong dengan motif jalur kutu, kuku tidak boleh dikitek, dan lain-lain. Ini semua untuk membedakan antara pelajar (orang terpelajar) dengan yang bukan pelajar. Atau peraturan siswa tidak boleh membawa Handphone (HP) ke sekolah, peraturan ini ditujukan agar siswa tidak menggunakan HP di sekolah untuk hal-hal yang tidak diinginkan yang bisa mengganggu belajar, karena jika siswa membawa HP ke kelas dan tidak di-non aktif-kan, ketika pelajaran berlangsung atau saat-saat bersama dengan teman-teman, atau ketika sedang diskusi, terganggu dengan suara HP atau justru malah asyik mengakses internet, update status jejaring sosial, sms-an atau mendengarkan lagu.
6.    GOOD atau sifat baik, sebagai seorang pelajar yang sungguh-sungguh sekolah tentu semakin dituntut untuk bersikap baik . Contohnya selalu berbicara sopan dan lemah lembut, jangan dibiasakan melontarkan kata-kata yang tidak baik, mengumpat (misuh-jawa), terutama yang berkaitan kosakata kebun binatang. Ketika bertemu guru, ucapkan salam dan jangan dibiasakan bergosip tentang guru, baik cara mengajarnya ataupun cara menerangkan pelajaran di kelas. Sikap baik lainnya adalah selalu bersikap jujur dan rendah hati, dan masih banyak lagi.

Jika keenam sifat yang diuraikan di atas dimiliki dan dilaksanakan oleh setiap siswa SMP Stella Duce 2 Yogyakarta dalam kehidupan sehari-hari, pastilah siswa tersebut bisa dijadikan panutan, teladan bagi teman-teman atau orang-orang di sekelilingnya. Setiap siswa bisa menjadi teladan, bisa menjadi seorang siswa yang ideal dalam segala hal kalau sifat-sifat utama di atas sudah tertanam dalam dirinya. Tidak akan ada lagi siswa yang dihukum karena tidak mentaati peraturan, atau tidak akan ada teman yang tersakiti oleh sikap dan tingkah laku yang kurang terpuji, dan yang paling utama adalah mampu menjadi siswa yang baik dalam segala hal.
Mari kita masing-masing menerapkan keenam sifat utama tersebut : CREATIVE, ATTENTIVE, TALK ACTIVE, DISCIPLINE, OBEDIENT, dan GOOD dalam keseharian kita. Bravo siswa SMP Stella Duce 2 Yogyakarta, satu hati-satu semangat ….stero……yess!
Disarikan dari berbagai sumber oleh :
Patricius Parno, S.Pd.Si.
Guru IPA SMP Stella Duce 2 Yogyakarta