SISWA TELADAN,
SEPERTI
APA YA…..?
S
|
eorang
siswa bisa menjadi teladan tidak hanya dilihat dari kepintarannya saja, tetapi
dilihat juga dari berbagai aspek, antara lain kreatifitas (creative), atensi (attentive),
keaktifan dan cara berbicara (talk
activity), kedisiplinan (dicipline),
kepatuhan (obidient), dan sifat-sifat
baik lainnya (good). Keenam sifat
utama tersebut jika disingkat menjadi CAT
– DOG, sama dengan judul sebuah film kartun
buatan Nikelodeon yang mengisahkan kucing (cat) dan anjing (dog) dalam satu tubuh, dengan arah kepala berlawanan. Dapat
dibayangkan bagaimana kedua binatang yang kita ketahui selalu
bertengkar/ tidak akur namun dalam film ini dapat bersatu dalam satu tubuh dan
tidak terpisah satu sama lainnya.
1.
CREATIVE,
seorang siswa harus memiliki kreatifitas yang tinggi jika ingin maju, jangan hanya ingin disuapi oleh guru saja
dalam belajar. Siswa bisa menambah ilmu dengan cara-cara kreatif, misalnya,
dalam Bahasa Inggris siswa bisa membuat sendiri kamus mungil dengan kosakata
yang sudah atau baru saja dipelajari, dalam Fisika dan matematika dengan membuat
kumpulan kartu rumus (formula card)
atau kartu pengingat cepat (flash-card),
kumpulan istilah-istilah pada ilmu pengetahuan sosial dan mata pelajaran lain
dalam sebuah buku saku mungil yang bisa dibawa kemana-mana. Dengan demikian di mana
saja bisa di baca-baca (daripada main
game di HP atau sms-an g jelas hayo??). Belajar kreatif dapat juga
dilakukan dengan mengikuti bimbingan belajar tambahan secara gratis dari TV
melalui program TV-edukasi (TV-E), terutama pelajaran yang di-Uji Nasional-kan.
Banyak sekali materi-materi yang disampaikan pada program TV tersebut, kalau
rajin mengikutinya maka wawasan akan bertambah, tidak hanya dari guru saja. (Terutama untuk siswa kelas 9 agar terbantu
kesiapan menghadapi ujian sejak dini…).
2.
ATTENTIVE
atau perhatian, siswa yang sekolah (bukan
dolan) harus menyiapkan diri untuk belajar dengan memusatkan perhatian,
baik terhadap pelajaran maupun kepada guru. Dengan perhatian yang terpusat
ketika guru sedang mengajar, ketika kegiatan pembelajaran berlangsung, maka
pikiran pun sepenuhnya akan terfokus. Biasanya jika memperhatikan guru maka
materi pelajaran akan terserap oleh otak, sehingga ingatan lebih tahan lama
terhadap pelajaran (long life learning).
Bandingkan jika tidak memperhatikan guru, ketika ditanya oleh guru atau ketika
ulangan, pikiran akan blank karena
otak tidak bekerja dengan baik sehingga pengelolaan pikiran sangat kurang dan
akibatnya otak lemah dalam memahami pelajaran (lola – loading lambat).
3.
TALK – ACTIVE atau aktif berbicara. Siswa
belum bisa dikatakan pintar kalau tidak terbiasa aktif berbicara. Aktif disini bukan
asal berbicara sehingga justru mengganggu pelajaran, tetapi ketika ada materi
yang kurang dimengerti biasakan berani mengajukan pertanyaan dan sebaliknya
jika guru mengajukan pertanyaan maka harus sigap menjawab pertanyaan (rexona-siap setiap saat). Jadi di dalam
kelas ada interaksi antara guru dan siswa, sehingga suasana kelas menjadi hidup
dan menggairahkan.
4.
DICIPLINE.
Kesuksesan seseorang tergantung kepada kedisiplinannya. Begitu pula siswa, jika
ingin sukses biasakan berdisiplin, terutama dalam waktu. Sebagai siswa yang
penuh disiplin harus datang in time
dan pulang on time. In time artinya harus datang sebelum
pelajaran dimulai, atau sebelum pukul 7.00, sedangkan kalau pulang harus on time atau tepat waktu, yaitu menunggu
bel tanda pulang berbunyi.
5.
OBEDIENT
atau kepatuhan, siswa yang sekolah harus selalu mematuhi semua peraturan
yang berlaku , baik peraturan yang ada di sekolah maupun peraturan-peraturan
lainnya. Contoh peraturan di sekolah adalah siswa harus berpakaian seragam yang
dilengkapi atribut sekolah dengan tatacara pemakaian yang telah ditentukan, untuk
perempuan memakai rok yang panjangnya beberapa senti di bawah lutut. Rambut
tidak boleh diwarnai atau dipotong dengan motif jalur kutu, kuku tidak boleh
dikitek, dan lain-lain. Ini semua untuk membedakan antara pelajar (orang terpelajar) dengan yang bukan
pelajar. Atau peraturan siswa tidak boleh membawa Handphone (HP) ke sekolah,
peraturan ini ditujukan agar siswa tidak menggunakan HP di sekolah untuk
hal-hal yang tidak diinginkan yang bisa mengganggu belajar, karena jika siswa
membawa HP ke kelas dan tidak di-non aktif-kan, ketika pelajaran berlangsung
atau saat-saat bersama dengan teman-teman, atau ketika sedang diskusi, terganggu
dengan suara HP atau justru malah asyik mengakses internet, update status
jejaring sosial, sms-an atau mendengarkan lagu.
6.
GOOD
atau sifat baik, sebagai seorang pelajar yang sungguh-sungguh sekolah tentu
semakin dituntut untuk bersikap baik . Contohnya selalu berbicara sopan dan
lemah lembut, jangan dibiasakan melontarkan kata-kata yang tidak baik, mengumpat
(misuh-jawa), terutama yang berkaitan
kosakata kebun binatang. Ketika bertemu guru, ucapkan salam dan jangan
dibiasakan bergosip tentang guru, baik cara mengajarnya ataupun cara
menerangkan pelajaran di kelas. Sikap baik lainnya adalah selalu bersikap jujur
dan rendah hati, dan masih banyak lagi.
Jika keenam sifat yang diuraikan di atas dimiliki dan dilaksanakan
oleh setiap siswa SMP Stella Duce 2 Yogyakarta dalam kehidupan sehari-hari,
pastilah siswa tersebut bisa dijadikan panutan, teladan bagi teman-teman atau
orang-orang di sekelilingnya. Setiap siswa bisa menjadi teladan, bisa menjadi seorang
siswa yang ideal dalam segala hal kalau sifat-sifat utama di atas sudah
tertanam dalam dirinya. Tidak akan ada lagi siswa yang dihukum karena tidak
mentaati peraturan, atau tidak akan ada teman yang tersakiti oleh sikap dan
tingkah laku yang kurang terpuji, dan yang paling utama adalah mampu menjadi
siswa yang baik dalam segala hal.
Mari kita masing-masing menerapkan keenam sifat utama tersebut :
CREATIVE, ATTENTIVE, TALK ACTIVE, DISCIPLINE, OBEDIENT, dan GOOD dalam
keseharian kita. Bravo siswa SMP Stella Duce 2 Yogyakarta, satu hati-satu
semangat ….stero……yess!
Disarikan dari berbagai sumber oleh :
Patricius Parno, S.Pd.Si.
Guru IPA SMP Stella Duce 2 Yogyakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar